Minggu, 29 Juni 2014

Si Mata Indah Part I

Si Mata Indah
I
Ku lihat lagi tatapan yang begitu tajam menghujam mataku, entah harus kemana aku pergi menghindari tatapan itu. iya dia ku namakan “si mata indah”. Ya tuhaaan seandainya kau tahu bahwa aku tak sanggup melihatnya lagi. Sehingga hati ini luluh lantah entah sepeti apa. Ku terlalu terpesona menikmatinya hingga aku lupa akan diriku yang lain. Segalanya berubah hingga rasa ini hendak muncul namun ada rasa lain yang tetap menghalangi.

Ya tuhaann sadarkan diriku ketika aku harus menikmati mata itu. Aku tak sanggup lagi hingga kini aku merasakan tenggelam dalam kecemburuan yang masih di atas ambang batas yang tak berani menapak bumi. Siapa dia sebenarnya? Dia siapa sebanarnya? Kenapa matanya terus tertuju padaku??


Oh tuhan ... ketika aku mendengar pernyataan dari mulutnya sendiri aku sadar, ya kurang lebih aku sadar siapa diriku. Seandainya saja aku tak pernah mendengar pernyataannya itu maka aku tak pernah mungkin untuk menyadarkan diriku sendiri. Terimakasih tuhan engkau telah tunjukan siapa dia. Tetapi aku masih punya tetapi yang lain ketika si mata indah itu menatapku. Entah apa maksudnya? Hingga kini semua itu hanya dijadikan pertanyaan olehku, ya sendiri tanpa ia sadari dan tanpa ia tahu siapa aku. (06/06/2014)



Observasi Kurikulum Bahasa Indonesia kelas X

A.    Tujuan
Pengalaman mengajar seorang guru sangat penting karena untuk gambaran kita sebagai calon guru yang akan mengajar ke sekolah-sekolah dan pentingnya kurikulum di sekolah tersebut akan mengambarkan bagaimana peserta didik itu terbentuk. Dengan berbagai metode yang diajarkan oleh guru maka peserta didik dapat menjadi lebih antusias dan aktif disetiap pembelajaran. Wawancara dilakukan untuk berbagi pengalaman bersama seorang guru bahasa Indonesia di SMK Muhammadiyah 09 Jakarta Selatan.

A.    Narasumber
Narasumber yang saya pilih adalah guru bahasa Indonesia yang bernama Umu Rohayati, S,Pd., yang mengajar di SMK Muhammadiyah 09 Jakarta Selatan.

B.     Waktu
Wawancara dilakukan pada :
Hari/ tanggal   : Jum’at, 20 Juni 2014
Pukul               : 13.00 – 15.00

C.    Tempat
Wawancara dilakukan di kantor guru SMK Muhammadiyah 09 Jakarta Selatan.

D.    Pewawancara
Rifqi Faizah

E.     Wawancara dengan Ibu Umu Rohayati, S,Pd., Guru Bahasa Indonesia SMK Muhammadiyah 09 Jakarta Selatan.
1.    Assalammu’alaikum wr.wb. Maaf saya mengganggu aktifitas ibu dan terima kasih atas waktu yang diberikan ibu untuk saya wawancarai.
-          Wassalam’mualaikum wr.wb. Iya tidak apa-apa mbak.
2.    Apakah saya boleh mewawancarai ibu terkait kurikulum yang diterapkan di SMK Muhammadiyah 09 Jakarta ini?
-          Ya boleh mbak.
3.    Begini bu, sebelumnya perkenalkan nama saya Rifqi Faizah, mahasiswi dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester 6. Saya mendapatkan tugas mata kuliah pembelajaran menulis untuk mewawancarai seorang guru bahasa Indonesia dengan tema kurikulum yang diterapkan di sekolah ibu. Bolehkah saya meminta ibu untuk menjadi narasumber saya?
-          Tentu saja bisa mbak.
4.    Terima kasih bu, sebelum kepertanyaan saya mau tanya mengenai identitas diri ibu. Saya dulu lulusan SMK Muhammadiyah 09 Jakarta bu tetapi saya tidak di ajarkan oleh ibu. Nama lengkap ibu siapa?
-          Oh kamu lulusan sini, tahun berapa memangnya? Memang guru bahasa Indonesianya siapa? Nama lengkap saya Umu Rohayati, S,Pd.
5.    Iya bu saya lulusan tahun 2011, dulu yang mengajar bahasa Indonesia saya itu ibu Iie Markiyah bu. Kemudian berapa umur ibu sekarang?
-          Oh ibu Iie, iya sekarang dia sudah tidak mengajar di sini lagi. Umur saya sekarang 55 tahun.
6.    Iya bu, saya sudah hubungi beliau saya kira masih mengajar disini bu Kata beliau saya disuruh hubungi ibu saja. Lalu Ibu sudah berapa lama mengajar di SMK Muhammadiyah 09 Jakarta ini?
-          Oh begitu. Saya mengajar di sini sudah hampir 6,5 tahun. Kok saya tidak pernah ketemu kamu ya?
7.    Iya bu saya jurusan multimedia bu. Di SMK Muhammadiyah 09 Jakarta ini kelas berapa saja yang ibu ajar?
-          Saya mengajar kelas X, XI untuk jurusan administrasi perkantoran dan akutansi.
8.    Pengalaman ibu saat mengajar apa saja bu? Apakah ada hambatan-hambatan yang ibu alami?
-          Pengalaman yang saya rasakan ya kadang ada suka dan dukanya. Sukanya kalau murid yang saya ajar cepat mengerti dan dukanya kalau murid itu sangat bandal dan susah diatur. Tetapi saya nikmati saja semuanya, karena saya tahu mereka mengalami proses pendewasaan. Untuk hambatan tidakada dan masih dapat diatasi.
9.    Dengan waktu yang lama dan berbagai pengalaman ibu dalam mengajar, apakah ibu tertarik untuk mencoba pekerjaan lain selain menjadi guru?
-          Saya kan sudah menjadi pekerja rumah tangga, hahaha. Terkadang saya ingin mencoba perkerjaan lain tetapi saya terlalu mencintai pekerjaan saya ini maka saya hanya ingin menjadi guru yang profesional.
10.    Kemudian kurikulum apa yang diterapkan di SMK Muhammadiyah 09 Jakarta   ini?
-     Untuk kurikulum yang diterapkan yaitu mesih memakai kurikulum KTSP
11.    Bolehkah saya meminjam silabus dan RPP bahasa Indonesia ibu?
-     Boleh,  Ibu pinjamkan untuk kelas yang Ibu ajarkan ya.
12.    Lalu metode apa yang ibu gunakan dalam menyampaikan materi aspek menulis?
-     Ibu menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.
13.    Apa kelebihan dari metode yang ibu terapkan kepada peserta didik tersebut?
-     Kelebihan dari metode ceramah yaitu lebih efisien waktu, meningkatkan daya dengar siswa dan memberikan wawasan yang luas kepada guru karena guru dapat menambah dan mengkaitkan dengan sumber maupun materi lain. Kalau metode tanya jawab untuk menarik minat siswa terhadap pelajaran tersebut dan berani untuk mengemukakan pendapat. Jika metode diskusi untuk dengan adanya diskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik.
14.    Kemudian adakah pengaruh metode yang ibu pakai kepada peserta didik?
-     Pengaruh dari metode yang saya pakai yaitu untuk merangsang kemampuan siswa dengan mencari informasi dari berbagai sumber yang ada.
15.    Kendala-kendala apa saja yang sering  ibu temui saat pelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran yang ibu terapkan?
-     Kesulitan yang sering saya temui yang pertama itu dari siswanya dan kemudian dari sarana dari sekolah yang kurang memadai. Dari sisi siswa misalnya masih ada beberapa siswa yang masih kurang percaya diri ketika mengikuti pembelajaran atau malu-malu. Pola pikir siswanya masih banyak yang terlalu monoton atau kurang cepat menangkap pelajaran. Kalau dari segi sarana dan prasaran mungkin fasilitasnya pun masih kurang memadai sehingga cukup menyulitkan ketika saya ingin menerapkan beberapa model pembelajaran tertentu. Misalnya kurang tersedianya infokus ketika ingin mendemonstrasikan mata pelajaran yang saya bawakan.
16.    Bagaimana rata-rata kemampuan peserta didik dalam menerima materi pelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang ibu terapkan?
-     Kemampuan rata-rata siswa yang saya ajarkan masih tergolong biasa-biasa saja karena mungkin pola pikirnya belum luas dan kurang berkembang.
17.    Bagaimanakan prestasi belajar peserta didik setelah diterapkannya model-model pembelajaran yang ibu terapkan?
-     Prestasi belajarnya masih tergolong biasa-biasa saja artinya kebanyakan siswa masih didominasi oleh siswa-siswa yang kurang dapat menyerap pelajaran dengan maksimal sehingga hasil akhir seperti ujiannya pun kurang memuaskan dan masih jauh dari apa yang saya harapkan.
18.    Apa rencana ibu kedepannya untuk lebih memotivasi dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik melalui model-model pembelajaran?
-     Ya tentunya saya akan terus berusaha untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang cocok untuk siswa-siswa saya. Saya selalu memantau sampai sejauh mana keefektivan model-model pembelajaran yang telah saya terapkan. Dan tentunya akan ada inovasi yang akan saya terapkan kemudian yang saya kondisikan dengan siswa.
19.    Apakah ada hal-hal yang berkesan selama Ibu berada di SMK Muhammadiyah 09 Jakarta?
-     Ada, anak yang kalau sekolah bukan untuk kepentingan diri sendiri melainkan untuk kepentingan orang lain.
20.    Apa pesan Ibu untuk para peserta didik SMK Muhammadiyah 09 Jakarta?
-     Tetap mengembangkan prestasi akademik dan pribadi yang tanguh.
21.    Baik bu, terima kasih atas informasinya yang sangat penting. Maaf saya sudah mengganggu waktu Ibu.
-     Sama-sama mbak. Semoga informasi yang Ibu berikan dapat bermanfaat bagi mbak kiki dan tetap semangat kuliahnya ya.


F.     Hasil Wawancara
Nama lengkap guru bahasa Indonesia di SMK Muhammadiyah 09 Jakarta Selatan yaitu Umu Rohayati, S,Pd., kelahiran tahun 1959 yang kini berumur 55 tahun. Beliau sudah mengajar hampir 6,5 tahun di sekolah tersebut. Ibu Umu kini mengajar kelas X, XI untuk jurusan administrasi perkantoran dan akutansi. Untuk mengajarnya beliau masih menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab dengan kurikulum KTSP.
Beliau menyukai metode ceramah, diskusi dan tanya jawab karena waktu yang lebih efisien dan dapat meningkatkan daya dengar siswa serta memberikan wawasan yang luas kepada guru karena guru dapat menambah dan mengkaitkan dengan sumber maupun materi lain. Pengaruh dari metode yang Ibu Umu pakai yaitu untuk merangsang kemampuan siswa dengan mencari informasi dari berbagai sumber yang ada. Namun terdapat kesulitan dan hambatan yang sering ditemui oleh Ibu Umu yaitu dari peserta didiknya yang masih kurang percaya diri ketika mengikuti pembelajaran dan kemudian dari sarana dan prasarana dari sekolah yang kurang memadai.
Setelah memakai metode tersebut menurut Ibu Umu kemampuan dan prestasi rata-rata siswa yang diajarkannya masih tergolong biasa-biasa saja karena mungkin pola pikirnya belum luas dan kurang berkembang dan kebanyakan peserta didiknya kurang dapat menyerap pelajaran dengan maksimal sehingga hasil akhir seperti ujiannya pun kurang memuaskan dan masih jauh dari apa yang diharapkannya.
Untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi anak didiknya, Ibu Umu akan mengembangkan model-model pembelajaran yang cocok untuk anak didiknya dan selalu memantau sampai sejauh mana keefektivan model-model pembelajaran yang diterapkannya.

G.    Saran
Untuk metode yang dipakai Ibu Umu Rohayati, S,Pd., yaitu metode ceramah, tanya jawab dan diskusi masih sangat standart untuk mengajar bagi seorang guru. Terdapat kelebihan dan kekurangan yang terjadi dalam metode tersebut. Kelebihan yang terdapat pada ketiga metode tersebut sudah di sebutkan oleh sang guru, diantaranya lebih efisien waktu, meningkatkan daya dengar peserta didik dan memberikan wawasan yang luas kepada guru karena guru dapat menambah dan mengkaitkan dengan sumber maupun materi lain, menarik minat peserta didik terhadap pelajaran tersebut dan berani mengemukakan pendapat dan peserta didik saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik. Sedangkan kekurangan dari ketiga metode tersebut yaitu peserta didik akan mudah jenuh apabila guru tidak pandai menjelaskan pembelajaran tersebut, materi terbatas pada apa yang diingat guru, merugikan peserta didik yang keterampilan mendengarkannya kurang, serta tidak merangsang kreatifitas peserta didik tersebut, peserta didik yang tidak aktif tidak akan memperhatikan, dapat membuang-buang waktu apabila peserta didik tidak responsif terhadap pertanyaan, pada saat diskusi peserta didik mendapat informasi yang terbatas, dan hanya dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
Maka dengan penggunaan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi peserta didik tidak dapat mengembangkan kreatifitasnya dengan leluasa karena dengan metode tersebut guru yang lebih berperan daripada peserta didik.
Dengan metode-metode yang diberikan guru yang kurang tepat dan dapat membunuh kreatifitas peserta didik, maka dengan ini saya menyarankan beberapa metode dengan materi menulis yang menjadi fokus yaitu membuat berbagai teks tertulis lalu menggunakan kalimat tanya secara tertulis dan materi membuat parafrasa dari teks tertulis.
 Untuk kompetensi dasar membuat berbagai teks tertulis dalam konteks bermasyarakat dengan memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat dapat menggunakan metode Cooperative Learning yaitu model pembelajaran yang menggunakan media kartu teka-teki yang berpasangan dengan kartu jawaban teka-teki. Permainan tebak kata dilaksanakan dengan cara siswa menjodohkan kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban yang tepat. Melalui permainan tebak kata, selain peserta didik menjadi tertarik untuk belajar juga memudahkan dalam menanamkan konsep pelajaran dalam ingatan peserta didik. Model pembelajaran ini cocok untuk materi berbagai teks tertulis dalam konteks bermasyarakat dengan memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat karena dengan demikian peserta didik mudah mengingat ungkapan kata dan bentuk kata yang tepat untuk sebuah wacana atau karangan. Jadi, guru mengajak siswa untuk bermain tebak kata dengan menggunakan media kartu dari kertas karton dengan materi diatas.
Kemudian untuk kompetensi dasar menggunakan kalimat tanya secara tertulis sesuai dengan situasi komunikasi dapat menggunakan metode pembelajaran dengan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yaitu komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif –kelompok. Jadi dengan metode ini peserta didik secara berkelompok dan dapat mengeluarkan ide-ide untuk menggunakan kalimat tanya yang sesuai pada suatu jenis karangan atau sebuah wacana yang telah disepakati kelompoknya. Untuk mengurangi kelemahan dalam berkelompok maka guru dapat menyuruh peserta didik secara  perorangan untuk membuat atau menganalisis karangan atau wacana yang salah meskipun berkelompok, jadi kelompok hanya untuk berdiskusi.
Kemudian untuk kompetensi dasar membuat parafrasa dari teks tertulis dapat menggunakan metode pembelajaran dengan Project Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Proyek) yaitu model pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini, peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk memperoleh berbagai hasil belajar. Dalam materi membuat parafrasa dari teks tertulis peserta didik dapat mengubah bentuk puisi ke bentuk karangan dengan kata-kata sendiri atau mengambil intisari suatu wacana, maka peserta didik dituntut untuk dapat menuangkan pikirannya masing-masing sehingga membuat suatu karya yang dihasilkan sendiri oleh para peserta didik.

H.    Kesimpulan
Metode yang dipakai Ibu Umu Rohayati, S,Pd., merupakan metode yang masih lemah untuk dikembangkan karena tidak adanya keaktifan peserta didik di kelas. Metode ceramah, tanya jawab dan diskusi masih sangat standart untuk mengajar bagi seorang guru. Dengan berpusat pada guru saja maka mengajar akan lebih efisien waktu namun bagi peserta didik tidaklah efektif karena guru yang mengunakan metode tersebut dapat membunuh kekreatifan peserta didik tersebut.
Dengan berbagai metode pembelajaran untuk materi ajar yang difokuskan pada aspek menulis dapat menggunakan metode Cooperative Learning untuk materi membuat berbagai teks tertulis dalam konteks bermasyarakat dengan memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat, karena dengan metode tersebut peserta didik sangat aktif untuk menjodohkan kartu-kartu yang telah disiapkan guru. Melalui permainan tebak kata, selain peserta didik menjadi tertarik untuk belajar juga memudahkan dalam menanamkan konsep pelajaran dalam ingatan peserta didik.
Kemudian untuk kompetensi dasar menggunakan kalimat tanya secara tertulis sesuai dengan situasi komunikasi dapat menggunakan metode pembelajaran dengan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) yaitu komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif–kelompok. Jadi dengan metode ini peserta didik secara berkelompok dan dapat mengeluarkan ide-ide untuk menggunakan kalimat tanya yang sesuai pada suatu jenis karangan atau sebuah wacana yang telah disepakati kelompoknya.
Untuk kompetensi dasar membuat parafrasa dari teks tertulis dapat menggunakan metode pembelajaran dengan Project Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Proyek) yaitu model pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam materi membuat parafrasa dari teks tertulis peserta didik dapat mengubah bentuk puisi ke bentuk karangan dengan kata-kata sendiri atau mengambil intisari suatu wacana, maka peserta didik dituntut untuk dapat menuangkan pikirannya masing-masing sehingga membuat suatu karya yang dihasilkan sendiri oleh para peserta didik.



Pengajaran Sastra dalam Kurikulum 2013

Pengajaran Sastra dalam Kurikulum 2013
Prof. Dr. Atmazaki, M.Pd.


A.    Resume
Adanya kurikulum 2013 ini banyak yang mengaggap sulit maka ada yang menerima dan ada yang tidak menerima kurikulum ini. Secara teks kurikulum 2013 ini sudah bagus tinggal bagaimana kita mengaplikasikannya di sekolah. Yang menjadi persoalan guru dengan kurikulum 2013 adalah kurang cermatnya guru membaca kurikulum 2013 dengan baik, maka banyak guru yang tidak mengerti akan kurikulum 2013 ini.
Terdapat 5 indekasi pendekatan ilmiah pada kurikulum 2013 yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/ eksperimen, mengasosiasikan/ mengelola informasi dan mengomunikasikan.
Ada  8 kompetensi untuk belajar teks, mulai dari memahami sampai menganalisis hingga menghasilkan. Teks sastra itu berbeda dengan teks biasanya, maka murid harus diperkenalkan, diperlihatkan strukturnya kemudian dilatih cara membuat teks sastra tersebut.
Lalu bagaimana cara memancing siswa agar mereka mempunyai rasa ingin tahu terhadap teks sastra? Kita melatih mereka dengan menunjukannya cerpen, lalu kita menyuruh mereka agar membaca cerpen tersebut. ketika membaca kita melatih mereka membuat pertanyaan-pertanyaan, kemudian pertanyaan itu mereka jawab sendiri lalu menyampaikannya.
Kemudian penilaian otentik/ alternatif ini lebih dekat hubungannya dengan realitas berbahasa atau komunikasi. Siswa langsung menggunakan bahasa sebagaimana terjadi dalam kehidupan sehari-hari (situasi otentik). Dengan menggunakan penilaian alternatif, guru semakin memperhatikan hubungan antarunsur sastra: tokoh, latar, budaya, dan lain-lain. Jika menggunakan penilaian alternatif, pembelajaran terlihat lebih terpadu dengan penilaian dan guru lebih mungkin untuk mengukur kemahiran bersastra siswa.

Selain pembelajaran di kelas, guru dan sekolah perlu menyediakan bermacam kegiatn yang memungkinkan siswa membaca, menulis, dan berdiskusi tentang sastra. Kegiatan ini akan membentuk sikap dan meningkatkan minat dan motivasi dalam bersastra.