Analisis
Puisi Chairil Anwar
Penerimaan
Kalau kau mau
kuterima kau kembali
Dengan sepenuh
hati
Aku masih tetap
sendiri
Kutahu kau bukan
yang dulu lagi
Bak kembang sari
sudah terbagi
Jangan tunduk!
Tentang aku dengan berani
Kalau kau mau
kuterima kau kembali
Untukku sendiri
tapi
Sedang dengan
cermin aku enggan berbagi.
Analisi puisi Chairil Anwar menggunakan pendekatan Objektif:
A.
Bentuk dan
Struktur Fisik Puisi
1. Tipografi:
Pada puisi “Penerimaan” karya Chairil
Anwar terdapat enam bait dengan pola 2-1-2-1. Tiap bait puisinya berbeda, pada
bait pertama, ketiga dan kelima terdapat dua larik sedangkan bait kedua,
keempat, dan keenam terdapat satu larik.
2. Diksi:
Diksi yang terdapat pada puisi
“Penerimaan” terdapat beberapa kata yang memakai konotasi, seperti:
Bak: bagaikan
Kembang sari: wanita perawan atau keperawanan
Tunduk: menghadapkan wajah kebawah (malu)
Tentang: dekat dihadapan muka (menemui)
Cermin: alat pantul atau bayangan
3. Imaji:
Imaji yang dipakai dalam puisi
“Penerimaan” ini adalah imaji visual (pengelihatan), seperti: /kau bukan yang dulu lagi/, /Jangan
tunduk!/, /dengan cermin aku enggan berbagi/.
4. Kata
konkret:
Pada puisi “Penerimaan” terdapat
kata konkret seperti bak kembang sari
sudah terbagi artinya wanita yang sudah kehilangan keperawanannya.
Sedangkan dengan cermin aku berbagi
artinya si “aku” tidak ingin wanitanya mendua bahkan dengan bayangannya
sekalipun.
5. Bahasa
figuratif (majas):
Majas yang digunakan adalah majas
personifikasi yaitu majas yang mengambarkan benda mati seolah-olah hidup.
Seperti pada bait keenam yaitu sedang
dengan cermin aku enggan berbagi.
6. Rima:
Puisi ini
memiliki rima yang sama karena seluruh baris pada puisi ini berakhiran huruf i
dari awal hingga akhir.
B.
Struktur Batin
Puisi
1. Tema atau
makna:
Tema yang
diangkat Chairil Anwar pada puisi “Penerimaan” yaitu tentang percintaan.
Tentang seorang lelaki yang masih menerima kekasihnya kembali meskipun sang
kekasih sudah bersama orang lain.
2. Rasa:
Rasa yang
ada pada puisi ini adalah rasa semangat pengharapan dengan sedikit
kecemasan pada setiap baitnya.
3. Nada:
Pada
puisi “Penerimaan” ini, Chairil Anwar menuangkan perasaan harap-harap cemas dan
ketegasan. Pengharapan yang ia rasakan dikarenakan pada dasarnya ia masih
mencintai kekashnya yang dulu.
4. Amanat:
Agar perempuan
mempertimbangkan penawaran si “aku” dan memutuskan dengan tegas keputusan yang
akan diambil perempuan tersebut. Jangan pernah menduakan seseorang
yang mencintai dengan tulus dan tanpa pamrih.
doyan sastra juga, panter anak UIN fakultas bahasa,, maen2 lah kmari => http://www.azmirosyd.blogspot.com/
BalasHapus@azmi rosyd: hahaha .. si abang bisa ajah :D follow donk bang :)
BalasHapusudah follow tetep ga isa copas .padahal butuh banget buat tugas sastra indonesia BESOK PAGI .
BalasHapus@Diana: bisa kok :)
BalasHapusni
BalasHapusmakasih.. sangat bermanfaat...
BalasHapussangat bermanfaat...
BalasHapusMajas nya apa
BalasHapusMakasih sangat bermanfaat😁
BalasHapus