Kita Pancasila
Ketika
di sekolah, Nova yang mengikuti lomba baca puisi antarkelas IV SD, Mira pun
menemani Nova untuk mendengar pengumuman juara. Ketika waktu dzuhur tiba Nova
akan menunaikan sholat namun Mira tidak menemani Nova karena Mira beragama
kristen. Maka Mira menghormati agama yang dianut oleh Nova. Setalah Nova
melaksanakan sholat, Nova pun menghampiri Mira untuk mendengarkan kembali lomba
baca puisi tersebut. Ketika pengumuman, Nova merasa sangat sedih karena ia
tidak berhasil menjadi juara. Mira pun berusaha menghibur Nova.
“Nova,
jangan bersedih. Tidak apa-apa va, yang penting kamu sudah berusaha dan
teman-teman pasti menghargai karya kamu dan hasil kerja kerasmu tidak akan
sia-sia” lanjut Mira
Kemudia
Nova pun hanya tersenyum dengan air mata yang masih dipipinya karena Nova
merasa dihargai oleh Mira dan teman-teman sekelasnya. Ia tidak merasa sedih
lagi.
Keesokan
harinya datanglah seorang murid baru yang memiliki kulit hitam dan rambut
keriting. Ia bernama Bili seorang anak keturunan Papua yang tinggal di Jakarta.
Billi sekelas dengan Nova dan Mira. Mereka sangat senang akan kedatangan Billi
si murid baru. Meski Billi sangat berbeda dengan anak-anak yang lain, namun
Nova, Mira dan teman-temannya tidak membeda-bedakan teman. Mereka meneriama
Billi dengan baik, tidak memandang suku, ras atau apapun karena Ibu Rina
sebagai guru kewarganegaraan mengajari bahwa mereka adalah satu nusa dan satu
bangsa yaitu Indonesia.
Setahun
kemudian. Nova, Mira, Billi dan teman-teman lainnya telah bertambah derajatnya
yaitu duduk dikelas V SD. Ketika Ibu Rina masuk dan menjadi wali kelas, mereka
sangat senang kemudian diadakan musyawarah untuk memilih ketua kelas karena Ibu
Rina mau hasil kesepakatan bersama untuk menjadi ketua kelas.
Billi
pun menjadi ketua kelas, ia harus adil kepada semua teman-temannya. Tidak ada
yang dibedakan satu sama lain. Maka Billi juga harus menjaga keharmonisan kelas
agar terciptanya kelas yang diinginkan.
Aplikasi cerita dalam Pancasila
Pancasila adalah
ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Telah terjadi
perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam
beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, namun
tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Pada cerita Kita
Pancasila merupakan cerita yang mendasari lima sendi penyususn pancasila.
Lima
sendi utama penyusun Pancasila yaitu:
1.
Ketuhanan
yang maha Esa
Sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan oleh karenanya manusia Indonesia percaya dan
taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
Dalam
cerita diatas yang menunjukan sila pertama yaitu saat Mira menghormati Nova
untuk beribadah sesuai kepercayaannya. Karena Bangsa Indonesia menyatakan
kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta sikap saling
menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing.
2.
Kemanusiaan
yang adil dan beradap
Kemanusiaan
yang adil dan beradab berarti menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, melakukan
kegiatan-kegiatan kemanusiaan dan berani membela kebenaran dan keadilan.
Manusia adalah sederajat, maka bangsa Indonesia merasakan dirinya sebagai
bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat
menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Dalam
cerita diatas yang menunjukan sila kedua yaitu ketika Nova sedih yang tidak
memenangkan juara lomba membaca puisi, namun Nova dan teman-temanya menghargai
hasil kerja keras Nova dan pengorbanan Nova untuk berlatih terus-menerus.
Karena sila ini mengajarkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan sesama
manusia.
3.
Persatuan
Indonesia
Sila
ini menunjukan sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, yang sama derajatnya, yang
sama haknya dan kewajiban-kewajiban azasinya, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, dan keparcayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit
dan sebagainya. Karena itu dikembangkanlah sikap saling, mencintai sesama
manusia, sikap tenggang rasa serta sikap tidak terhadap orang lain.
Dalam
cerita diatas yang menunjukan sila ketiga yaitu ketika hadirnya Billi yang
berkulit hitam dan berambut keriting hadir dalam kelas Nova dam Mira, namun
mereka tidak membeda-bedakan Billi dengan teman yang lainnya, sebab sila ini mengembangkan
persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika dan memajukan pergaulan
demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4.
Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan
Sila
ini menunjukan sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia mempunyai
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama. Dalam menggunakan hak-haknya ia
menyadari perlunya selalu memperhatikan dan mengutamakan kepentingan negara dan
kepentingan masyarakat.
Sila
ini menyatakan di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan. Maka diadakannya musyawarah untuk memilih
ketua kelas V, dengan adanya musyawarah maka dapat menghormati setiap keputusan
yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
5.
Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Sila
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, manusia Indonesia menyadari hak
dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan soial dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Dalam rangka ini dikembangkan perbuatan luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Untuk itu
dikembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban, serta menghormati hak-hak orang lain.
Sila
ini menjelaskan bahwa mengembangkan sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan
antara hak dan kewajiban, dan menghormati hak orang lain. Maka ketika Billi menjadi ketua kelas, ia harus
adil kepada semua teman-temannya. Tidak ada yang dibedakan satu sama lain. Maka
Billi juga harus menjaga keharmonisan kelas agar terciptanya kelas yang
diinginkan.
0 komentar:
Posting Komentar