Selasa, 20 November 2012

Analisis puisi "Permintaan" karya Muhammad Yamin


Puisi Muhammad Yamin

Permintaan

Mendengarkan ombak pada hampirku
Debar-mendebar kiri dan kanan
Melagukan nyanyi penuh santunan
Terbitlah rindu ke tempat lahirku

Sebelah timur pada pinggirku
Diliputi langit berawan-awan
Kelihatan pulau penuh keheranan
Itulah gerangan tanah airku

Di mana laut debur-mendebur
Serta mendesir tiba di pasir
Di sanalah jiwaku, mula tertabur

Di mana ombak sembur-menyembur
Membasahi Barisan sebelah pesisir
Di sanalah hendaknya, aku berkubur.

Juni 1921

Analisi puisi:


Studi sastra bersifat semiotik adalah usaha untuk menganalisis sastra sebagai suatu sistem tanda-tanda apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai arti[1]. Pendekatan Objektif adalah pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya pada karya sastra[2]. Berikut ini analisis dengan pendekatan Objektif dalam buku pengantar teori sastra karya Dr. Wahyudi Siswanto sebagai acuan dalam menganalisis.
A.      Bentuk dan Struktur Fisik Puisi

1.      Perwajahan Puisi (Tipografi):
Perwajahan adalah pengaturan dan penulisan kata, larik, dan bait dalam puisi.  Puisi Muhammad Yamin ini termasuk soneta yang terdiri dari 4 bait yang berpola 4-4-3-3 namun tiap bait puisinya berbeda, pada bait pertama dan kedua berpola abba sedangkan pada bait ketiga dan keempat berpola aaa.

2.      Diksi:
Diksi adalah pilihan kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya. Diksi yang terdapat pada puisi “Permintaan” terdapat beberapa kata yang memakai konotasi, seperti:
Gerangan                     : konon[3], tempat
Mendesir                     : hembusan suara angin
Barisan                        : deretan
Tertabur                       : berserakan
Debur-mendebur         : suara air laut
Sembur-menyembur    : menyemprotkan berulang kali

3.      Imaji:
Imaji adalah kata atau kelompok kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi seperti pengelihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji yang dipakai dalam puisi “Permintaan” ini adalah imaji auditif (pendengaran), imaji visual (pengelihatan) seperti:
a.       Imaji auditif:
/Mendengarkan ombak pada hampirku/ artinya si “aku” sampai disuatu tempat dan disambut oleh suara ombak.
/Melagukan nyanyi penuh santunan/ artinya si “aku” sedang menyanyikan sebuah lagu yang merdu.
b.      Imaji visual:
/Kelihatan pulau penuh keheranan/ artinya si “aku” melihat sebuah pulau yang seakan pernah ia kenal.
/Di sanalah jiwaku, mula tertabur/ artinya si “aku” melihat di tanahlah jiwanya akan kembali.
/Di sanalah hendaknya, aku berkubur/ artinya si “aku” ingin dimakamkan ditempat tersebut.

4.      Kata konkret:
Kata konkret adalah kata-kata yang ditangkap dengan indra. Pada puisi “Permintaan” terdapat kata-kata konkret seperti /dimana laut debur-mendebur/, /serta mendesir tiba di pasir/ maksudnya kata konkret diatas adalah dimana ada laut disitu pasti ada pasirnya. Jadi laut dan pasir sangat bertautan erat. Arti dari kalimat /dimana laut debur-mendebur/, /serta mendesir tiba di pasir/ adalah suara air laut yang begitu kerasnya hingga membuat pasir berserakan kesana-sini.

5.      Bahasa figuratif (majas):
Majas adalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Majas yang digunakan adalah majas personifikasi yaitu majas yang membandingkan benda-benda mati dengan manusia atau makhluk hidup[4] seperti, /Kelihatan pulau penuh keheranan/ karena pada baris ini terdapat kata pulau penuh keheranan sedangkan yang mempunyai rasa heran hanya manusia.

6.      Rima:
Rima adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Puisi ini memiliki rima yang teratur didalam baitnya hingga pada tiap baris pada bait pertama dan kedua memiliki rima yang sama dan pada bait ketiga dan keempatpun memeiliki rima yang sama, seperti:

v  hampirku (bait pertama baris pertama)
pinggirku (bait kedua baris pertama)

v  kiri dan kanan (bait pertama baris kedua)
berawan-awan (bait kedua baris kedua)

v  penuh santunan (bait pertama baris ketiga)
penuh keheranan (bait kedua baris ketiga)

v  tempat lahirku (bait pertama baris keempat)
tanah airku (bait kedua baris keempat)

v  debur-mendebur (bait tiga baris pertama)
sembur-menyembur (bait keempat baris pertama)

v  di pasir (bait tiga baris kedua)
pesisir (bait keempat baris kedua)

v  mula tertabur (bait tiga baris ketiga)
aku terkubur (bait keempat baris ketiga)

Jadi, dalam satu bait tidak ada yang sama karena Muhammad Yamin masih memakai soneta yang tiap barisnya berbeda-beda, namun dalam baris perbait mempunyai kesamaan dalam bait yang berbeda.
B.       Struktur Batin Puisi

1.      Tema atau makna:
Tema adalah gagasan pokok yang ingin disampaikan oleh pengarang atau yang terdapat dalam puisi. Tema yang diangkat Muhammad Yamin pada puisi “Permintaan” yaitu tema kerinduan akan kampung halaman yang dicintai Muhammad Yamin yaitu Sumatera Barat dan kelak ia ingin dikuburkan di kampung halamannya.

Makna bait pertama:
Mendengarkan ombak pada hampirku
Debar-mendebar kiri dan kanan
Melagukan nyanyi penuh santunan
Terbitlah rindu ke tempat lahirku

Maknanya: si aku sampai pada suatu tempat dan ia disambut oleh suara ombak-ombak yang menghampirinya. Detakan jantungnya seakan menjadi cepat sehingga detak jantungnya menghasilkan sebuah nyanyian yang merdu. Seketika itu ia teringat akan kampung halamannya yang penuh dengan kedamaian
Makna bait kedua:
Sebelah timur pada pinggirku
Diliputi langit berawan-awan
Kelihatan pulau penuh keheranan
Itulah gerangan tanah airku

Maknanya: si aku mencari arah dimana tanah kelahiran yang ia maksud dan seketika ia melihat sebuah pulau yang seakan ia kenal. Si aku pun yakin bahwa di sanalah tempat kelahiranku
Makna bait ketiga:
Di mana laut debur-mendebur
Serta mendesir tiba di pasir
Di sanalah jiwaku, mula tertabur

Maknanya: suara air laut yang begitu kerasnya hingga membuat pasir berserakan kesana-sini, maka si aku sadar bahwa ditanahlah ia akan kembali
Makna bait keempat:
Di mana ombak sembur-menyembur
Membasahi Barisan sebelah pesisir
Di sanalah hendaknya, aku berkubur.

Maknanya: ombak yang terus-menerus membasahi tanah yang datar berpasir dipantai, maka si aku ingin dikubur ditempat kelahirannya.
2.      Rasa:
Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Rasa yang ada pada puisi ini adalah rasa ingin pulang ke kampung halamannya karena disanalah ia lahir dan tumbuh dalam lingkungan yang begitu indah dan kelak ia ingin dikuburkan di tanah lahirnya.

3.      Nada:
Nada adalah sikap penyair terhadap pembacanya. Nada yang muncul pada puisi “Permintaan” ini, Muhammad Yamin menuangkan nada yang memunculkan perasaan rindu terhadap kampung halamannya yang ia cintai dan keindahan alam sekitar yang ada di Sumatera Barat.

4.      Amanat:
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pembaca. Amanat yang terdapat puisi ini adalah agar tidak melupakan kampung halaman yang kaya akan keindahan alam sekitar dan mengingatkan bahwa di kampung halamanlah kita lahir dan tumbuh serta di sanalah kita hendaknya dikubur.



Daftar Pustaka

Djoko Pradopo, Rachmat. 2008. Beberapa Teori Sastra, Metode kritik, dan Penerapannya. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. PT Grasindo: Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta.
http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2272708-pengertian-majas-dan-macam-macamnya/ , diakses pada tanggal 20 November 2012




[1] Rachmat Djoko Pradopo, Beberapa Teori Sastra, Metode kritik, dan Penerapannya,  (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,  2008). Hal. 141
[2] Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT Grasindo, 2008)
[3] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007)
[4] http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2272708-pengertian-majas-dan-macam-macamnya/ , diakses pada tanggal 20 November 2012

1 komentar: