Senin, 06 Januari 2014

Lakon BLACKBERRY

Lakon
BLACKBERRY
Rifqi Faizah

Sinopsis Drama Blackberry
Seorang anak sekolah yang bernama Andina ingin memiliki handphone Blackberry seperti teman-temannya namun dengan hasutan teman-temannya ia berani membohongi kedua orang tuanya dengan alasan sakit dan berharap akan dibelikan handphone Blackberry, namun ketika ayahnya akan memanggil dokter untuk menyuntik Andina seketika Andina beranjak bangkit dari tempat tidur seolah sehat kembali. Kemudian sang ayah menanyakan kenapa Andina perempuaannya berbohong kepadanya, lalu sang Andina bercerita ingin dibelikan handphone Blackberry dan alasan yang kurang meyakinkan ayahnya. Kemudian ayah pun memberikan syarat bila ingin dibelikan Blackberry, sang Andina harus mendapatkan peringkat pertama dikelasnya. Hal ini diberikan ayah karena supaya sang Andina mengetahui bagaimana caranya bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu, jika ayah memberikan sesuatu dengan gampang maka Andina pun akan cepat putus asa maka sang ayah ingin agar Andina memilih demi masa depannya.

Dramatic Personal
Andina                                    : Anak yang ingin dibelikan Blackberry
Ayah                           : Ayah dari Andina
Ibu                               : Ibu dari Andina
Keisha                         : Teman Andina yang sudah memiliki Blackberry
Kristy                          : Teman Andina
Tiana                           : Teman Andina
Lika                             : Teman Andina
Sanya                          : Teman Andina


BABAK I
Di suatu pagi yang cerah, dirumah seorang pelajar yang bernama Andina, sedang terdapat percakapan antara Ayah dan Ibu yang sedang sarapan.
IBU (sambil menyiapkan makanan)
Andina makan dulu sini, sarapan. Kamu kan belum makan.
ANDINA (sedang memakai sepatu sekolah)
Iya bu, nanti aja disekolah. Dina belum lapar untuk sekarang. (langsung mencium tangan ibu)
AYAH (binggung)
Kok ayah tidak kamu cium? Dina!! Dina!! (dengan nada keras kepada Andina yang sudah beranjak pergi dari rumah)
ANDINA (sambil berjalan keluar)
Maaf ya yah, Dina ga maksud buat nyinggung perasaan ayah. Tapi dina mau ayah tau kalo Dina mau kayak temen-temen. (berbicara sendiri)

Ketika dirumah Ayah yang sedang sarapan, bertanya kepada Ibu. Tentang sikap Andina kepadanya.
AYAH (sambil menyuap makanan)
Bu, itu tadi Andina kenapa sih kok beda dari biasanya? Dari kemarin Ayah pulang kerja dia seolah menghindar dari Ayah.
IBU
Hmm .. Ibu juga kurang tau yah kenapanya, mungkin ada masalah disekolahnya. Nanti coba Ibu tanya ada apa. Kemaren juga Andina pulangnya agak telat yah dari biasanya.
AYAH
Yasudah nanti pas Andina pulang sekolah coba Ibu dekati dia ya bu. Ayah berangkat dulu bu. Assalammualaikum .. (sambil beranjak dari meja makan dan keluar untuk bekerja)
IBU
Waalaikum salam .. hati-hati yah. (kemudian Ibu membersihkan meja makan)
LAMPU GELAP




BABAK II
Ketika Andina sudah sampai disekolah, dengan tampang yang muram ia menuju kelas dan duduk dibangkunya.
KEISHA (mengagetkan Andina)
Woi, Din lo kenapa muka dilipet jadi tujuh begitu? (sambil memperhatikan wajah Andina)
ANDINA
Gapapa kok, Cuma lagi males aja. Masih ngantuk (pura-pura menguap)
KEISHA
Ooh begitu.. Oiya Din, udah berhasil belom ngerayu bokap lo?? (sambil mengeluarkan handphone Blackberry didepan Andina)
SANYA
Iya Din udah berhasil belum?? Kan kalo lo udah beli kita bisa BBM-an. (sambil mengetik pesan di handphone-nya)
ANDINA
GAGAL!! (dengan nada kesal)
LIKA
Gagal kenaa Din?? Mumpung ada diskon gede-gedean Din, gue aja kemaren dapet diskon 50% loh. Ini Blackberry keluaran terbaru pula (sambil mengeluarkan handphone dari kantong saku bajunya). Hoki pokoknya gue (sambil tertawa kecil)
ANDINA
Hahaha .. (tertawa sinis)
TIANA
Yaaaa, lo kurang jitu kalee ngerayunya? Padahal setau gue, yang namanya bokap itu paling nggak tegaan sama anak perempuannya (bertanya heran)
ANDINA
Ah, bokap gue emang aneh gitu (berkata dengan lesu)
KEISHA
Yang lain udah pada punya semua lho. Kristy, Tiana, Lika, Sanya dan gue. Elo nggak malu apa?  Hehehe…. (sambil manas-manasin Andina)
ANDINA
Iya, sabar napa! (menghela nafas)

KEISHA
Kelamaan sabar malah nanti kehilangan BB, tau? Diskonnya tinggal dua hari lagi. Rugi abis deh lo! (sambil meyakinkan agar Andina segera membeli)
ANDINA
Iya, iyaaaa gue juga tau. Entar gue usahain lagi. Emangnya beli dimana, kalo bokap gue nanya jadi bisa langsung gue jawab.
LIKA (menjelaskan)
Di Thamrin City Din, disitu lagi buka stand gitu sih Blackberrynya.
ANDINA
Ooh gitu.. entar gue langsung minta beliin aja deh. Sabar ya sahabat-sahabatku tersayang (sambil memeluk Keisha, Kristy, Tiana, Lika, Sanya)
KRISTY
Oke.. kita tunggu loh PIN BBM lo. Good Luck ya! (sambil menepuk bahu Andina)
LAMPU GELAP

BABAK III
Sepanjang perjalanan pulang sekolah, Andina terus berpikir keras mencari cara untuk membujuk Ayahnya. Kira-kira, apa ya yang bisa bikin hati Ayahnya luluh.
ANDINA (sambil berfikir)
Pake siasat ngambek, udah terbukti nggak ampuh. Atau mogok sekolah? Ah, yang ini sih gue  nggak berani. Nanti bukannya Ayah luluh, malahan  marah besar. (Andina yang berbicara pada diri sendiri)

Kemudian Andina tersenyum lebar ketika ide itu melintas di benaknya.
ANDINA (sambil mengepal tangannya serasa menunjukan kesenangan)
Yesss!! Yang ini pasti berhasil! (sambil tersenyum-senyum sendiri)

Ketika malam harinya, kamar tidur Andina sengaja dimatikan mesin pendinginnya, sementara dia berbaring di bawah selimut tebal. Keringat mulai mengucur, tapi Andina mencoba bertahan. Sesekali dia sengaja menaikkan intonasi suaranya yang dibikin serak dan batuk-batuk agar terdengar sampai ke ruang makan. Ayah dan ibunya terdengar bercakap-cakap seraya berjalan ke arah kamar Andina. Bunyi pintu kamar dibuka perlahan.
IBU (dengan wajah cemas)
“Dina, kamu sakit?” (tangan ibu meraba keningnya)
ANDINA
Iya, Ma… Uhuk… uhuk…. Dina nggak enak badan nih… (berlagak pucat pasi)
AYAH (sambil membungkuk)
Kita panggil saja dokter Sapta ke sini. Biar cepat sembuh, nanti Ayah minta disuntik saja. (sambil meletakkan telapak tangannya di atas kening Andina dan dibolak-balik telapak tangannya)
ANDINA (kaget)
WHAT? DISUNTIK? TIDAAAAAK……!  (sambil bergumam dalam hati)
Dina udah sembuh! Jangan panggil dokter Sapta! Pliiiiissss….! (sambil meloncat dari kasur dan berteriak)

Andina malu sekaligus kesal, karena dia lupa memperhitungkan kemampuan Ayah untuk bisa menebak kebohongannya, sekaligus ketakutannya akan jarum suntik. Hilang keinginanya untuk memiliki BlackBerry idamannya.
AYAH
Sini coba ceritakan ke Ayah, kenapa kamu pura-pura sakit? (sambil melambaikan tangan ke arah Andina)
ANDINA (gugup)
Egmmmm ....  (sambil mencari alasan) Gini yah… egmm… Soalnya, teman-teman Dina udah pada punya BlackBerry, hanya Dina yang belum… (sambil menunduk)
AYAH (sambil mengelus kepala Andina)
Sekarang Ayah tanya ke kamu. Andaikan kamu tidak punya BlackBerry, apa lantas kamu dimusuhi mereka?
ANDINA (mengerutkan kening)
Enggak sih yah ..
AYAH (tetap mengelus kepala Andina)
Andaikan kamu tidak punya BlackBerry, apa dunia ini akan kiamat? Dan andaikan hape kamu bukan BlackBerry, apa lantas kamu tidak bisa kirim sms dan teleponan sama sekali?
ANDINA (sambil merayu)
Tapi… apa salah kalau Dina pengen gaya seperti teman-teman Dina yang lain? Dina kan malu? Ayah kayak nggak pernah muda aja.
AYAH (sambil menghela nafas)
Okey, kalau kamu tetep kekeuh, Ayah akan belikan buat kamu, tapi dengan satu syarat… (sambil menunjuk Andina) Kamu harus dapat ranking pertama di kelas.
ANDINA (kaget)
Ranking satu? (sambil mengerutkan kening dan kecewa, kemudian menunduk)
AYAH (meyakinkan)
Ayah ingin kamu belajar bahwa untuk meraih keinginan, semuanya harus dengan perjuangan!! (dengan suara tegas). Ayah bisa saja ngasih kamu BB dengan mudah, tapi nantinya kamu tidak akan terbiasa bekerja keras. Kamu akan terbiasa menggampangkan semuanya. Ujung-ujungnya, kamu akan jadi anak yang mudah menyerah dan lembek.
ANDINA (terdiam dan menunduk)
Kemudian Ayah membiarkan Andina merenung sendirian dikamarnya, untuk pada akhirnya nanti mengambil keputusan. Demi masa depannya. Demi kebaikannya sendiri.

TAMAT







Drama ini merupakan cerita yang diambil dari website majalah Gadis yang sudah dimuat dan dijadikan sebuah cerpen yang berjudul Blackberry dan ditulis oleh Nita Trismaya merupakan sebuah cerpen yang memberitahukan kepada anak muda bahwa jangan mudah menyerah untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Dan ini adalah link cerpen yang termuat di website Gadis :

 http://www.gadis.co.id//percikan/blackberry.1/41 http://www.gadis.co.id//percikan/blackberry.2/41

0 komentar:

Posting Komentar