Lakon
BLACKBERRY
Rifqi
Faizah
Sinopsis Drama Blackberry
Seorang
anak sekolah yang bernama Andina ingin memiliki handphone Blackberry seperti
teman-temannya namun dengan hasutan teman-temannya ia berani membohongi kedua
orang tuanya dengan alasan sakit dan berharap akan dibelikan handphone
Blackberry, namun ketika ayahnya akan memanggil dokter untuk menyuntik Andina seketika
Andina beranjak bangkit dari tempat tidur seolah sehat kembali. Kemudian sang
ayah menanyakan kenapa Andina perempuaannya berbohong kepadanya, lalu sang Andina
bercerita ingin dibelikan handphone Blackberry dan alasan yang kurang
meyakinkan ayahnya. Kemudian ayah pun memberikan syarat bila ingin dibelikan
Blackberry, sang Andina harus mendapatkan peringkat pertama dikelasnya. Hal ini
diberikan ayah karena supaya sang Andina mengetahui bagaimana caranya bekerja
keras untuk mendapatkan sesuatu, jika ayah memberikan sesuatu dengan gampang
maka Andina pun akan cepat putus asa maka sang ayah ingin agar Andina memilih
demi masa depannya.
Dramatic Personal
Andina : Anak yang
ingin dibelikan Blackberry
Ayah : Ayah dari Andina
Ibu : Ibu dari Andina
Keisha : Teman Andina yang
sudah memiliki Blackberry
Kristy : Teman Andina
Tiana : Teman Andina
Lika : Teman Andina
Sanya : Teman Andina
BABAK I
Di
suatu pagi yang cerah, dirumah seorang pelajar yang bernama Andina, sedang
terdapat percakapan antara Ayah dan Ibu yang sedang sarapan.
IBU
(sambil menyiapkan makanan)
Andina makan dulu sini, sarapan. Kamu
kan belum makan.
ANDINA (sedang memakai sepatu sekolah)
Iya bu, nanti aja disekolah. Dina belum
lapar untuk sekarang. (langsung mencium
tangan ibu)
AYAH (binggung)
Kok ayah tidak kamu cium? Dina!! Dina!! (dengan nada keras kepada Andina yang sudah
beranjak pergi dari rumah)
ANDINA
(sambil berjalan keluar)
Maaf ya yah, Dina ga maksud buat
nyinggung perasaan ayah. Tapi dina mau ayah tau kalo Dina mau kayak
temen-temen. (berbicara sendiri)
Ketika
dirumah Ayah yang sedang sarapan, bertanya kepada Ibu. Tentang sikap Andina
kepadanya.
AYAH (sambil menyuap makanan)
Bu, itu tadi Andina kenapa sih kok beda
dari biasanya? Dari kemarin Ayah pulang kerja dia seolah menghindar dari Ayah.
IBU
Hmm .. Ibu juga kurang tau yah
kenapanya, mungkin ada masalah disekolahnya. Nanti coba Ibu tanya ada apa.
Kemaren juga Andina pulangnya agak telat yah dari biasanya.
AYAH
Yasudah nanti pas Andina pulang sekolah
coba Ibu dekati dia ya bu. Ayah berangkat dulu bu. Assalammualaikum .. (sambil beranjak dari meja makan dan keluar
untuk bekerja)
IBU
Waalaikum salam .. hati-hati yah. (kemudian Ibu membersihkan meja makan)
LAMPU GELAP
BABAK II
Ketika
Andina sudah sampai disekolah, dengan tampang yang muram ia menuju kelas dan
duduk dibangkunya.
KEISHA (mengagetkan Andina)
Woi, Din lo kenapa muka dilipet jadi
tujuh begitu? (sambil memperhatikan wajah
Andina)
ANDINA
Gapapa kok, Cuma lagi males aja. Masih
ngantuk (pura-pura menguap)
KEISHA
Ooh begitu.. Oiya Din, udah berhasil belom
ngerayu bokap lo?? (sambil mengeluarkan
handphone Blackberry didepan Andina)
SANYA
Iya Din udah berhasil belum?? Kan kalo
lo udah beli kita bisa BBM-an. (sambil
mengetik pesan di handphone-nya)
ANDINA
GAGAL!! (dengan nada kesal)
LIKA
Gagal kenaa Din?? Mumpung ada diskon
gede-gedean Din, gue aja kemaren dapet diskon 50% loh. Ini Blackberry keluaran
terbaru pula (sambil mengeluarkan
handphone dari kantong saku bajunya). Hoki pokoknya gue (sambil tertawa kecil)
ANDINA
Hahaha .. (tertawa sinis)
TIANA
Yaaaa, lo kurang jitu kalee ngerayunya?
Padahal setau gue, yang namanya bokap itu paling nggak tegaan sama anak
perempuannya (bertanya heran)
ANDINA
Ah, bokap gue emang aneh gitu (berkata dengan lesu)
KEISHA
Yang lain udah pada punya semua lho.
Kristy, Tiana, Lika, Sanya dan gue. Elo nggak malu apa? Hehehe…. (sambil
manas-manasin Andina)
ANDINA
Iya, sabar napa! (menghela nafas)
KEISHA
Kelamaan sabar malah nanti kehilangan BB,
tau? Diskonnya tinggal dua hari lagi. Rugi abis deh lo! (sambil meyakinkan agar Andina segera membeli)
ANDINA
Iya, iyaaaa gue juga tau. Entar gue
usahain lagi. Emangnya beli dimana, kalo bokap gue nanya jadi bisa langsung gue
jawab.
LIKA
(menjelaskan)
Di Thamrin City Din, disitu lagi buka
stand gitu sih Blackberrynya.
ANDINA
Ooh gitu.. entar gue langsung minta
beliin aja deh. Sabar ya sahabat-sahabatku tersayang (sambil memeluk Keisha, Kristy, Tiana, Lika, Sanya)
KRISTY
Oke.. kita tunggu loh PIN BBM lo. Good
Luck ya! (sambil menepuk bahu Andina)
LAMPU GELAP
BABAK III
Sepanjang perjalanan pulang sekolah, Andina terus
berpikir keras mencari cara untuk membujuk Ayahnya. Kira-kira, apa ya yang bisa
bikin hati Ayahnya luluh.
ANDINA (sambil berfikir)
Pake siasat ngambek, udah terbukti nggak
ampuh. Atau mogok sekolah? Ah, yang ini sih gue nggak berani. Nanti bukannya Ayah luluh,
malahan marah besar. (Andina yang
berbicara pada diri sendiri)
Kemudian Andina tersenyum lebar ketika ide itu melintas di benaknya.
ANDINA (sambil mengepal
tangannya serasa menunjukan kesenangan)
Yesss!! Yang ini pasti berhasil! (sambil tersenyum-senyum sendiri)
Ketika
malam harinya, kamar tidur Andina sengaja dimatikan mesin pendinginnya, sementara dia berbaring
di bawah selimut tebal. Keringat mulai mengucur, tapi Andina mencoba bertahan.
Sesekali dia sengaja menaikkan intonasi suaranya yang dibikin serak dan
batuk-batuk agar terdengar sampai ke ruang makan. Ayah dan ibunya terdengar
bercakap-cakap seraya berjalan ke arah kamar Andina. Bunyi pintu kamar dibuka
perlahan.
IBU (dengan wajah cemas)
IBU (dengan wajah cemas)
“Dina, kamu sakit?” (tangan ibu meraba keningnya)
ANDINA
Iya, Ma… Uhuk… uhuk….
Dina nggak enak badan nih… (berlagak
pucat pasi)
AYAH
(sambil membungkuk)
Kita panggil saja dokter Sapta ke sini. Biar cepat sembuh, nanti Ayah
minta disuntik saja. (sambil meletakkan telapak tangannya di atas
kening Andina dan dibolak-balik telapak tangannya)
ANDINA (kaget)
WHAT? DISUNTIK? TIDAAAAAK……! (sambil bergumam dalam hati)
WHAT? DISUNTIK? TIDAAAAAK……! (sambil bergumam dalam hati)
Dina udah sembuh!
Jangan panggil dokter Sapta! Pliiiiissss….! (sambil
meloncat dari kasur dan berteriak)
Andina malu sekaligus kesal, karena dia lupa
memperhitungkan kemampuan Ayah untuk bisa menebak kebohongannya, sekaligus
ketakutannya akan jarum suntik. Hilang keinginanya untuk memiliki BlackBerry
idamannya.
AYAH
Sini coba ceritakan ke Ayah, kenapa kamu pura-pura sakit? (sambil melambaikan tangan ke arah Andina)
ANDINA (gugup)
Egmmmm .... (sambil mencari alasan) Gini yah… egmm… Soalnya, teman-teman Dina
udah pada punya BlackBerry, hanya Dina yang belum… (sambil menunduk)
AYAH (sambil mengelus kepala Andina)
Sekarang Ayah tanya ke kamu. Andaikan kamu tidak punya BlackBerry, apa lantas
kamu dimusuhi mereka?
ANDINA (mengerutkan kening)
Enggak sih yah ..
AYAH (tetap mengelus kepala Andina)
Andaikan kamu tidak punya BlackBerry, apa dunia ini akan kiamat? Dan
andaikan hape kamu bukan BlackBerry, apa lantas kamu tidak bisa kirim sms dan
teleponan sama sekali?
ANDINA (sambil merayu)
Tapi… apa salah kalau Dina pengen gaya seperti teman-teman Dina yang
lain? Dina kan malu? Ayah kayak nggak pernah muda aja.
AYAH (sambil menghela nafas)
Okey, kalau kamu tetep kekeuh, Ayah akan belikan buat kamu, tapi dengan
satu syarat… (sambil menunjuk Andina)
Kamu harus dapat ranking pertama di kelas.
ANDINA (kaget)
Ranking satu? (sambil mengerutkan
kening dan kecewa, kemudian menunduk)
AYAH (meyakinkan)
Ayah ingin kamu belajar bahwa untuk meraih keinginan, semuanya harus
dengan perjuangan!! (dengan suara tegas).
Ayah bisa saja ngasih kamu BB dengan mudah, tapi nantinya kamu tidak akan
terbiasa bekerja keras. Kamu akan terbiasa menggampangkan semuanya.
Ujung-ujungnya, kamu akan jadi anak yang mudah menyerah dan lembek.
ANDINA (terdiam dan menunduk)
Kemudian Ayah membiarkan Andina merenung
sendirian dikamarnya, untuk pada akhirnya nanti mengambil keputusan. Demi masa
depannya. Demi kebaikannya sendiri.
TAMAT
Drama ini merupakan cerita yang diambil dari website majalah Gadis yang
sudah dimuat dan dijadikan sebuah cerpen yang berjudul Blackberry dan ditulis oleh Nita
Trismaya merupakan sebuah cerpen yang memberitahukan kepada anak muda bahwa
jangan mudah menyerah untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Dan ini adalah link cerpen yang termuat
di website Gadis :
http://www.gadis.co.id//percikan/blackberry.1/41 http://www.gadis.co.id//percikan/blackberry.2/41
0 komentar:
Posting Komentar