Si Mata Indah
I
Ku lihat
lagi tatapan yang begitu tajam menghujam mataku, entah harus kemana aku pergi
menghindari tatapan itu. iya dia ku namakan “si mata indah”. Ya tuhaaan seandainya kau tahu bahwa aku tak
sanggup melihatnya lagi. Sehingga hati ini luluh lantah entah sepeti apa. Ku
terlalu terpesona menikmatinya hingga aku lupa akan diriku yang lain. Segalanya
berubah hingga rasa ini hendak muncul namun ada rasa lain yang tetap menghalangi.
Ya
tuhaann sadarkan diriku ketika aku harus menikmati mata itu. Aku tak sanggup
lagi hingga kini aku merasakan tenggelam dalam kecemburuan yang masih di atas
ambang batas yang tak berani menapak bumi. Siapa dia sebenarnya? Dia siapa
sebanarnya? Kenapa matanya terus tertuju padaku??
Oh tuhan ... ketika aku mendengar pernyataan dari mulutnya sendiri aku sadar, ya kurang
lebih aku sadar siapa diriku. Seandainya saja aku tak pernah mendengar
pernyataannya itu maka aku tak pernah mungkin untuk menyadarkan diriku sendiri.
Terimakasih tuhan engkau telah tunjukan siapa dia. Tetapi aku masih punya
tetapi yang lain ketika si mata indah
itu menatapku. Entah apa maksudnya? Hingga kini semua itu hanya dijadikan
pertanyaan olehku, ya sendiri tanpa ia sadari dan tanpa ia tahu siapa aku.
(06/06/2014)
0 komentar:
Posting Komentar