Jumat, 02 November 2012

Sinopsis Ayat-Ayat Cinta


Novel
Ayat-Ayat Cinta
(Habiburahman El- Shirazy)

Fahri sedang dalam perjalanan menuju Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq yang terletak di Shubra El-Kaima, ujung utara kota Cairo, untuk talaqqi (belajar secara face to face pada seorang syaikh) pada Syaikh Utsman, seorang syaikh yang cukup tersohor di Mesir.
Dengan menaiki metro, Fahri berharap ia akan sampai tepat waktu di Masjid Abu Bakar As-Shiddiq. Di metro itulah ia bertemu dengan Aisha. Aisha yang saat itu dicacimaki dan diumpat oleh orang-orang Mesir karena memberikan tempat duduknya pada seorang nenek berkewarganegaraan Amerika, ditolong oleh Fahri. Pertolongan tulus Fahri memberikan kesan yang berarti pada Aisha. Mereka pun berkenalan. Dan ternyata Aisha bukanlah gadis Mesir, melainkan gadis Jerman yang juga tengah menuntut ilmu di mesir.
Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat orang temannya yang juga berasal dari Indonesia. Mereka adalah Saiful, Rudi, Hamdi, dan Misbah. Mereka tinggal di sebuah apartemen sederhana yang mempunyai dua lantai, dimana lantai dasar menjadi temat tinggal Fahri dan empat temannya, sedangkan yang lantai atas ditemapati oleh keluarga Kristen Koptik yang sekaligus menjadi tetangga mereka. Keluarga ini terdiri dari Tuan Boutros, Madame Nahed dan dua orang anak mereka, yaitu Maria dan Yousef. Fahri dan Maria berteman begitu akarab. Fahri menyebut Maria sebagai gadis koptik yang aneh. Bagaimana tidak, Maria mampu menghafal surat Al-Maidah dan surat Maryam.
Selain bertetangga dengan keluarga Tuan Boutros, Fahri juga mempunyai tetangga yaitu bernama Bahadur. Bahadur, madame Syaima, Mona, dan Suzanna sering menyiksa noura karena rupa serta warna rambut Noura yang berbeda dengan mereka. Noura berkulit putih dan berambut pirang. Naura terus disiksa oleh Bahadur bahkan diusir, maka Fahri dan Maria menolongnya dan mencari tahu siapa keluarga Noura yang sebenarnya.
Sementara itu, Aisha tidak dapat melupakan pemuda yang baik hati mau menolongnya di metro saat itu. Aisha rupanya jatuh hati pada Fahri. Ia meminta pamannya Eqbal untuk menjodohkannya dengan Fahri. Kebetulan, paman Eqbal mengenal Fahri dan Syaik Utsman. Melalui bantuan Syaik Utsman, Fahri pun bersedia untuk menikah dengan Aisha.
Mendengar kabar pernikahan Fahri, Nurul dan Maria menjadi sangat kecewa. Paman dan bibi Nurul sempat datang ke rumah Fahri untuk memberitahu bahwa keponakannya sangat mencitai Fahri. Namun Fahri tidak mau karena sudah menikah dengan Aisha. Sedangkan Maria tampak lebih kurus dan murung, Maria sangat terpukul.
Kebahagian Fahri dan Aisha tidak bertahan lama karena Fahri harus menjalani hukuman di penjara atas tuduhan pemerkosaan terhadap Noura. Noura teramat terluka saat Fahri memutuskan untuk menikah dengan Aisha. Di persidangan, Noura yang tengah hamil itu memberikan kesaksian bahwa janin yang dikandungnya adalah anak Fahri. Pengacara Fahri tidak dapat berbuat apa-apa karena ia belum memiliki bukti yang kuat untuk membebaskan kliennya dari segala tuduhan. Fahri pun harus mendekam di bui selama beberapa minggu.
Satu-satunya saksi kunci yang dapat meloloskan Fahri dari fitnah kejam Noura adalah Maria. Marialah yang bersama Noura malam itu (malam yang Noura sebut dalam persidangan sebagai malam dimana Fahri memperkosanya).
Tapi Maria jatuh sakit. Atas desakan Aisha, Fahri pun menikahi Maria. Aisha berharap, dengan mendengar suara dan merasakan sentuhan tangan Fahri, Maria tersadar dari koma panjangnya. Dan harapan Aisha menjadi kenyataan. Maria dapat membuka matanya dan kemudian bersedia untuk memberikan kesaksian di persidangan. Alhasil, Fahri pun terbebas dari tuduhan Noura. Dengan kata lain, Fahri dapat meninggalkan penjara yang mengerikan itu. Akhirnya, Fahri dibebaskan dari penjara dan kesehatan Maria pun mulai membaik, juga Aisha pun sedang mengandung anak dari Fahri. Aisha menganggap Maria sebagai adiknya, demikian pula Maria yang menghormati Aisha selayaknya seorang kakak. Saat Aisha di rawat dirumah sakit karena usia kandungannya sudah mendekati kelahiran, saat itu pula Maria dirawat di rumah sakit karena penyakitnya yang semakin parah. Suatu malam Maria bermimpi bertemu dengan Ibunda Maryam, sosok yang diceritakan dalam surat Maryam yang dia hapal dan selalu di bacakan olehnya. Ketika terbangun, dia meminta agar Aisha dan Fahri membimbingnya untuk masuk Islam, lalu Maria berwudhu dan mengucapkan kalimat syahadat. Dan Maria kemudian memejamkan matanya untuk selamanya, Maria meninggal dalam keadaan Islam.




Komentar terhadap Novel Ayat-Ayat Cinta
  • Ceritanya begitu menyentuh dan mengalir seakan pembaca mengalami berbagai problema yang melilit sang tokoh.
  • Penulis mengajak pembaca mendalami Islam dengan bahasanya yang menyejukkan sert menghormati agama lain.
  • Kisah-kisah hubungan antar manusia (kisah cinta) digambarkan secara menarik dan utuh tanpa harus terasa vulgar.
  • Perjuangan seorang istri solehah terhadap suami.
  • Semangat hidup sang pelajar. Fahri memiliki dan dibimbing oleh seorang guru dekatnya Fahri dengan seorang guru, dia bisa terbimbing dengan baik, pada saat suka maupun duka.
  • Harus tetap sabar baik dalam mengahadapi masalah maupun tidak dan jangan cepat putus asa.
  • Noura frustasi karena tidak mendapatkan cinta Fahri. Ia lantas memfitnah Fahri dengan tuduhan yang kejam.

0 komentar:

Posting Komentar