Trisnoyuwono merupakan seorang
penerjun payung dan pernah berkecimpung dalam dunia TNI. Dengan kumpulan cerpen
Laki-Laki dan Mesiu ini ia banyak
mengambil pengalaman-pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain yang
dicampur dengan dunia khayal yang tinggi sehingga terbentuklah cerpen-cerpen
yang bertemakan militer. Dalam kumpulan cerpen Laki-Laki dan Mesiu banyak cerita yang mengangkat kehidupan militer
pada zaman 1950-an. Dalam cerpen Kopral
Tohir, Restoran dan Rancah bercerita tentang anak buah atau bawahan yang
mengabaikan kata-kata pimpinannya, ketidak disiplinan ini tercermin dalam
ketiga cerpen tersebut.
Dalam ketiga cerpen tersebut menceritakan
seorang anak buah yang tidak suka akan kedisiplinan yang dibuat oleh sang Mayor
atau atasannya. Dalam menghadapi orang yang tidak disiplin maka harus
mendisiplinkan diri sendiri dahulu dalam cerpen Kopral Tohir,
Kemudian aku bertindak. Mula-mula pelentonku sendiri
harus beres dulu.... (Trisnoyuwono, 1994:15)
Sikap disiplin ini ditunjukkan
kepada bawahannya agar menjadi contoh semua anak buahnya yang tidak disiplin. Dalam
cerpen Kopral Tohir terdapat berbagai
cobaan, namun Sersan Mayor menghadapinya dengan sikap yang tenang,
Matanya kutatap tajam, dan waktu ia dengan galaknya
menerkam, kusambar pergelangan tangannya. Cepat dan mengaget kusentak lengan
kokoh itu ke punggungnya dan bersama dengan lepasnya pisau dari tangannya, rambutnya
kujambak dan kukaitkan kakinya dengan kakiku sambil kudorong sekuat tenaga.
(Trisnoyuwono, 1994:17)
Hal tersebut membuktikan bahwa sikap
Sersan Mayor tidak gegabah dalam menghadapi anah buahnya yang sangat marah
ketika gajinya dibagi dua. Kemudian Sersan Mayor ketika menghadapi Sersan yang
tidak suka akan kedisiplinannya dengan rasa percaya diri dan menunjukkan bahwa
seorang pemimpin itu harus bertanggung jawab akan jabatannya, pada narasi dalam
cerpen Kopral Tohir
Betapa takut dan betapa aku bisa menguasainya. Aku
sungguh takut, tapi andaikata aku sampai tertembak, akan kuterima juga. Itu
memang risiko jabatanku. (Trisnoyuwono, 1994:19)
Kemudian ketakutan itu hadir ketika
Sersan Mayor menghadapi Kopral Tohir yang hendak memembak Sersan Mayor tetapi ketakutan
itu dapat dibalut dengan keberanian yang cukup dan bertanggung jawab.
Kalau aku gemetar, itu memang karena aku takut. Tapi
aku Komandan! Aku wajib menyelesaikan soal itu. (Trisnoyuwono, 1994:22)
Sikap pemimpin juga harus bisa
mengusai dan mengetahui sifat para bawahannya agar bawahannya dapat
dikendalikan dengan baik tanpa adanya keributan dan pertengkaran. Hal ini
tercermin pada Sersan Mayor yang berhasil menguasai Kopral Tohir,
Sampai di situ matanya lunak. Aku bersyukur, karena
apa yang telah kukatakan sebisaku bisa menginsafkannya.... Perlahan kudekati,
kutepuk pundaknya dan kuambil senjata itu. (Trisnoyuwono, 1994:23-24)
Sikap pemimpin juga harus mempunyai
kekhawatiran kepada anak buahnya, dalam cerpen Kopral Tohir
Betapa sedih hatiku waktu usahaku untuk bertemu
dengannya di penjara selalu ditolaknya. Aku sangat kecewa... (Trisnoyuwono,
1994:24)
Sikap yang ditunjukkan oleh Sersan
Mayor yang khawatir dengan anak buahnya karena di penjara namun seketika kecewa
karena kehadirannya tidak dianggap oleh Kopral Tohir. Namun dalam cerpen Restoran kekhawatiran pemimpin akan anak
buahnya yang bandel karena menjadi preman di sebuah restoran china,
Mulanya berita itu hanya desas-desus saja. Sukar aku
menerima kebenarannya, sebab sedikit pun tak kusangka dari anak buahku
perbuatan itu. (Trisnoyuwono, 1994:40)
Kemudian sikap pemimpin juga harus
bersahabat dengan bawahannya, seperti dalam cerpen Kopral Tohir.
Dan kurangkul tubuh besar itu sambil menelan ludah,
menahan air mata. Kami yang selamanya tidak pernah merasa berteman, pagi itu
berpelukan seperti sahabat lama yang merindukan. (Trisnoyuwono, 1994:25)
Dan sikap pemimpin yang bersahabat
juga tercermin pada cerpen Restoran,
Ia terasa mencoba merangkulku erat, dan air mataku tak
tertahan lagi. Kami menangis berangkulan.(Trisnoyuwono, 1994:53)
Seorang pemimpin juga harus memiliki
sikap yang tegas, dalam cerpen Restoran tergambar bahwa seorang pemimpin yang
tegas yaitu ketika ketiga anak buahnya sedang meminta uang kepada kasir di
restoran cinta dan diminta agar segera ke tangsi dan diberikan hukuman,
Perwira piket kutelepon, agar memberi hukuman ke pada
ketiganya segera setelah sampai di tangsi. (Trisnoyuwono, 1994:48)
Sikap pemimpin yang diceritakan
dalam cerpen Restoran yang agak
pemarah sehingga ia memukul bawahannya,
Sebelum ia melanjutkan bohongnya, kepalan tangan
kananku sudah mengenai rahangnya, keras sekali dan tangan kiriku sekuatnya
menempeleng Prajurit Amin yang gelayaran kehilangan keseimbangan.
(Trisnoyuwono, 1994:49)
Seharusnya seorang pemimpin dapat
mengendalikan emosinya terutama dengan anak buahnya, jika seorang pemimpin
tidak dapat mengendalikan emosinya maka anak buah yang di didiknya akan
mengikuti sikap dan prilaku sang pemimpin tersebut. Dengan kemarahan sang Mayor
dalam cerpen Restoran akhirnya Mayor
pun menyadari dan menyesali akan kesalahannya, hal ini membuat Mayor akan lebih
teliti dalam mengawasi anak buahnya.
Perlahan timbul rasa menyesal telah memukuli Kopral
Dullah, menyakiti badan dan hatinya di depan banyak orang.... mestinya seorang
komandan harus lebih menggunakan pikirannya. (Trisnoyuwono, 1994:51)
Kemudian pemimpin juga harus bersifat
sabar, hal ini tercermin pada cerpen Rancah
yang menceritakan seorang pemimpin yang di fitnah oleh anak buahnya sendiri,
namun ia tetap sabar menghadapi semua fitnah yang ada.
Aku tetap ingin membuktikan bahwa aku sungguh-sungguh
tidak bersalah, tidak seperti sangkaan yang di tumbuh-suburkan oleh Kepala
Reguku sendiri. Aku mau membuktikan kebersihanku. Tidak dengan membalas
menjelek-jelekannya atau menghajarnya. (Trisnoyuwono, 1994:104)
Jadi seorang pemimpin harus
mempunyai sikap disiplin yang tinggi tetapi jangan sampai menimbulkan
kebencian, pemimpin yang pemberani, pemimpin yang bertanggung jawab akan
tugasnya, tegas terhadap anak buahnya tanpa pandang bulu, dapat mengendalikan
emosinya, bersikap tenang dalam menghadapi masalah, bersifat sabar dan pemimpin
yang bersikap tidak memiliki dendam satu dengan yang lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar