1. Menurut Schriffin et.al. ada tiga macam definisi
wacana, yaitu
1.
Wacana
sebagai satuan linguistik, apapun bentuknya, yang lebih besar dari pada
kalimat.
Contoh:
Sebuah berita penting memuat akhir pecan ini. Tujuh penasihat hukum mantan
Presiden Soeharto, diketuai JF Tampubolon, datang ke Kejaksaan Agung. Mereka
minta agar instansi tersebut mengeluarkan surat resmi penghentian pemeriksaan
Soeharto. Alasannya, pemeriksaan terdahulu sama sekali tak ditemukan bukti
bahwa Soeharto korupsi. Belum kering berita itu, esoknya (Jumat), muncul berita
baru. Harian siang Berita Buana Mengangkat tulisan berjudul “Pemeriksaan
Soeharto Dihentikan”.
2.
Wacana
sebagai praktik penggunaan bahasa.
Contoh:
“Hallo” selain digunakan untuk mengangkat telepon, dapat dipakai juga saat
menyapa seseorang.
3.
Wacana
sebagai praktik sosial meliputi
unsur linguistik dan nonlinguistik.
Contoh:
“Selain petugas dilarang duduk”. Maksudnya yaitu hanya petugas saja yang
diperbolehkan duduk ditempat tersebut, sedangkan orang lain tidak
diperbolehkan.
Wacana merupakan bidang yang mengkaji hubungan antara bahasa
dan fungsi karena bahasa yang dituturkan merupakan suatu
teks untuk tindak komunikasi, baik berupa tulisan maupun lisan. Akan tetapi,
akhir-akhir ini definisi teks berkembang manjadi “unit linguistik yang memilik
fungsi komunikatif yang jelas”. Namun dengan definisi yang terus berkembang
maka tidak menjadikan teks sama dengan wacana. Teks merupakan produk fisis yang
mengacu kepada “struktur luar” (bentuk), sedangkan wacana merupakan proses
dinamis dalam rangka ekspresi dan interpretasi yang mengacu kepada “struktur
dalam” (fungsi). Dalam kalimat lain, dapat pula dinyatakan bahwa wacana
merupakan konsep abstrak dan teks adalah perwujudannya.
2. Pada tahun 1917, Presiden
Sarekat Islam yang lama, Moehammad Joesoef, menyerahkan kedudukannya kepada
Presiden yang baru, Semaoen, yang pada waktu itu baru berumur sembilan belas
tahun.
·
Analisis
Proposisi
-
Moehammad
Joesoef mempunyai kedudukan
-
Moehammad
Joesoef merupakan Presiden Sarekat Islam
-
Moehammad
Joesoef merupakan Presiden Sarekat Islam
tahun 1917
-
Moehammad
Joesoef menyerahkan kedudukannya
-
Moehammad
Joesoef menyerahkan kedudukan Presiden
Sarekat Islam pada Samaoen
-
Presiden
Sarekat Islam yang baru yaitu Samaoen
-
Samaoen
berumur sembilan belas tahun
·
Analisis
Topik-Komen
Topik
|
Komen
|
1.
Tahun 1917
|
1.
Moehammad
Joesoef adalah Presiden Sakerat Islam yang lama
2.
Moehammad
Joesoef menyerahkan kedudukannya
3.
Moehammad
Joesoef menyerahkan kedudukan Presiden
Sarekat Islam pada Samaoen
|
2.
Presiden
Sakerat Islam yang lama
|
1.
Moehammad
Joesoef
|
3.
Moehammad
Joesoef menyerahkan kedudukan Presiden
Sarekat Islam pada Presiden Sarekat Islam yang baru
|
1.
Samaoen
|
4.
Samaoen
|
1.
Presiden
Sarekat Islam yang baru
2.
Baru berumur
sembilan belas tahun
|
3. Terdapat tiga macam macrorule yang dapat digunakan untuk
menemukan macrostructure dari sebuah teks yaitu;
1.
Deletion
rule yaitu mengeliminasi proposisi yang tidak relevan dalam interpretasi
proposisi lainnya dalam wacana
2.
Generalization
rule yaitu sejumlah spesifik diubah menjadi sebuah proposisi yang bersifat
umum.
3.
Construction
rule yaitu sebuah proposisi dapat merupakan hasil dari konstruksi beberapa
proposisi lain.
Seorang wartawan melihat seorang tua di pegunungan
kuat sekali meneguk minuman keras. Ditanyakan apakah itu kegemarannya yang
utama, orang tua itu menjawab, “Ya, saya minum paling sedikit dua botol vodka
tiap hari, dan main cewek di mana-mana.” Sang wartawan kagum, bahwa orang tua
renta dengan muka begitu keriput dan rambut begitu putih masih kuat melakukan
hal itu. ”Berapa umur Bapak sekarang?” tanyanya dengan hormat. Orang itu
menjawab, “Tiga puluh dua tahun.”
(Gus Dur, dalam Kata
Pengantar buku Mati Ketawa ala Rusia)
Dalam teks di atas, macrorule yang cocok untuk mengkaji teks tersebut
yaitu Construction rule. Sebab dijelaskan bahwa
seorang tua renta dengan muka begitu keriput dan rambut begitu putih sedangkan
kakek itu masih berumur tiga puluh dua tahun, maka dapat disimpulkan bahwa inti
dari teks di atas yaitu “Kakek yang muda”
4.
Di Yogyakarta, komunitas Etnoreflika juga
cukup menjadi perbincangan. Garapan filmnya agak lain, berupa video partisipatory sehingga mirip
film dokumenter. Mereka mengangkat tema semisal kehidupan anak-anak jalanan
atau kelompok sosial tertentu. Sejak terbentuk tahun 2000, sekelompok mahasiswa
Jurusan Antropologi UGM ini sudah memproduksi 22 film pendek.
·
Analisis
Kohesi
-
Di Yogyakarta, komunitas Etnoreflika juga cukup menjadi perbincangan. Garapan filmnya agak lain, berupa video partisipatory sehingga mirip
film - dokumenter.
Dalam
kalimat di atas menunjukkan koherensi karena pada kata “filmnya” ditunjukkan
pada komunitas Etnoreflika. Hal ini masuk referensi tekstual katafora yaitu
bentuk yang mengacu kebentuk lain yang terdapat sesudahnya
-
Mereka mengangkat
tema semisal kehidupan anak-anak jalanan atau kelompok sosial tertentu.
Dalam kalimat di atas kata mereka menunjukkan kepada komunitas Etnoreflika dan dapat juga
dimaksudkan sebagai sekelompok mahasiswa Jurusan Antropologi
UGM.
·
Analisis
Koherensi
-
Mereka mengangkat tema semisal kehidupan
anak-anak jalanan atau kelompok
sosial tertentu.
Kata atau masuk ke dalam koherensi relasi aditif disjungsi
-
Komunitas Etnoreflika, termasuk kedalam kohesi bersifat lokal.
-
Kata Yogyakarta merupakan termasuk kedalam koherensi yang
bersifat global.