Puisi
Muhammad Yamin
Permintaan
Mendengarkan ombak pada hampirku
Debar-mendebar kiri dan kanan
Melagukan nyanyi penuh santunan
Terbitlah rindu ke tempat lahirku
Sebelah timur pada pinggirku
Diliputi langit berawan-awan
Kelihatan pulau penuh keheranan
Itulah gerangan tanah airku
Di mana laut debur-mendebur
Serta mendesir tiba di pasir
Di sanalah jiwaku, mula tertabur
Di mana ombak sembur-menyembur
Membasahi Barisan sebelah pesisir
Di sanalah hendaknya, aku berkubur.
Juni 1921
Analisi puisi:
Studi sastra bersifat semiotik
adalah usaha untuk menganalisis sastra sebagai suatu sistem tanda-tanda apa
yang memungkinkan karya sastra mempunyai arti[1]. Pendekatan
Objektif adalah pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya pada
karya sastra[2].
Berikut ini analisis dengan pendekatan Objektif dalam buku pengantar teori
sastra karya Dr. Wahyudi Siswanto sebagai acuan dalam menganalisis.
A.
Bentuk
dan Struktur Fisik Puisi
1. Perwajahan
Puisi (Tipografi):
Perwajahan adalah pengaturan dan penulisan kata,
larik, dan bait dalam puisi. Puisi
Muhammad Yamin ini termasuk soneta yang terdiri dari 4 bait yang berpola
4-4-3-3 namun tiap bait puisinya berbeda, pada bait pertama dan kedua berpola
abba sedangkan pada bait ketiga dan keempat berpola aaa.
2. Diksi:
Diksi adalah pilihan kata yang dilakukan oleh
penyair dalam puisinya. Diksi yang terdapat pada puisi “Permintaan” terdapat
beberapa kata yang memakai konotasi, seperti:
Gerangan :
konon[3],
tempat
Mendesir :
hembusan suara angin
Barisan :
deretan
Tertabur :
berserakan
Debur-mendebur :
suara air laut
Sembur-menyembur :
menyemprotkan berulang kali
3. Imaji:
Imaji adalah kata atau kelompok kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman indrawi seperti pengelihatan, pendengaran, dan
perasaan. Imaji yang dipakai dalam puisi “Permintaan” ini adalah imaji auditif
(pendengaran), imaji visual (pengelihatan) seperti:
a. Imaji
auditif:
/Mendengarkan
ombak pada hampirku/ artinya si “aku” sampai disuatu tempat
dan disambut oleh suara ombak.
/Melagukan
nyanyi penuh santunan/ artinya si “aku” sedang
menyanyikan sebuah lagu yang merdu.
b. Imaji
visual:
/Kelihatan
pulau penuh keheranan/ artinya si “aku” melihat sebuah pulau yang seakan
pernah ia kenal.
/Di
sanalah jiwaku, mula tertabur/ artinya si “aku”
melihat di tanahlah jiwanya akan kembali.
/Di
sanalah hendaknya, aku berkubur/ artinya si “aku” ingin
dimakamkan ditempat tersebut.
4. Kata
konkret:
Kata konkret adalah kata-kata yang ditangkap dengan
indra. Pada puisi “Permintaan” terdapat kata-kata konkret seperti /dimana laut debur-mendebur/, /serta
mendesir tiba di pasir/ maksudnya
kata konkret diatas adalah dimana ada laut disitu pasti ada pasirnya. Jadi laut
dan pasir sangat bertautan erat. Arti dari kalimat /dimana laut debur-mendebur/, /serta
mendesir tiba di pasir/ adalah
suara air laut yang begitu kerasnya hingga membuat pasir berserakan kesana-sini.
5. Bahasa
figuratif (majas):
Majas adalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan
atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Majas yang digunakan
adalah majas personifikasi yaitu majas yang membandingkan benda-benda mati
dengan manusia atau makhluk hidup[4]
seperti, /Kelihatan pulau penuh
keheranan/ karena pada baris ini terdapat kata pulau penuh keheranan sedangkan yang mempunyai rasa heran hanya
manusia.
6. Rima:
Rima adalah persamaan
bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Puisi ini
memiliki rima yang teratur didalam baitnya hingga pada tiap baris pada bait
pertama dan kedua memiliki rima yang sama dan pada bait ketiga dan keempatpun
memeiliki rima yang sama, seperti:
v
hampirku (bait pertama baris pertama)
pinggirku (bait kedua baris pertama)
v
kiri
dan kanan (bait pertama baris kedua)
berawan-awan (bait
kedua baris kedua)
v
penuh
santunan (bait pertama baris ketiga)
penuh
keheranan (bait kedua baris ketiga)
v
tempat
lahirku (bait pertama baris keempat)
tanah
airku (bait kedua baris keempat)
v
debur-mendebur (bait
tiga baris pertama)
sembur-menyembur (bait
keempat baris pertama)
v
di
pasir (bait tiga baris kedua)
pesisir (bait
keempat baris kedua)
v
mula
tertabur (bait tiga baris ketiga)
aku
terkubur (bait keempat baris ketiga)
Jadi, dalam satu bait tidak ada yang sama karena Muhammad
Yamin masih memakai soneta yang tiap barisnya berbeda-beda, namun dalam baris
perbait mempunyai kesamaan dalam bait yang berbeda.
B.
Struktur
Batin Puisi
1.
Tema atau makna:
Tema adalah gagasan pokok yang ingin
disampaikan oleh pengarang atau yang terdapat dalam puisi. Tema yang diangkat Muhammad
Yamin pada puisi “Permintaan” yaitu tema kerinduan akan kampung halaman yang
dicintai Muhammad Yamin yaitu Sumatera Barat dan kelak ia ingin dikuburkan di
kampung halamannya.
Makna bait pertama:
Mendengarkan ombak pada hampirku
Debar-mendebar kiri dan kanan
Melagukan nyanyi penuh santunan
Terbitlah rindu ke tempat lahirku
Maknanya:
si aku sampai pada suatu tempat dan ia disambut oleh suara ombak-ombak yang
menghampirinya. Detakan jantungnya seakan menjadi cepat sehingga detak
jantungnya menghasilkan sebuah nyanyian yang merdu. Seketika itu ia teringat akan
kampung halamannya yang penuh dengan kedamaian
Makna bait
kedua:
Sebelah timur pada pinggirku
Diliputi langit berawan-awan
Kelihatan pulau penuh
keheranan
Itulah gerangan tanah airku
Maknanya:
si aku mencari arah dimana tanah kelahiran yang ia maksud dan seketika ia
melihat sebuah pulau yang seakan ia kenal. Si aku pun yakin bahwa di sanalah
tempat kelahiranku
Makna bait ketiga:
Di mana laut debur-mendebur
Serta mendesir tiba di pasir
Di sanalah jiwaku, mula
tertabur
Maknanya:
suara air laut yang begitu kerasnya hingga membuat pasir berserakan
kesana-sini, maka si aku sadar bahwa ditanahlah ia akan kembali
Makna bait keempat:
Di mana ombak sembur-menyembur
Membasahi Barisan sebelah pesisir
Di sanalah hendaknya, aku berkubur.
Maknanya:
ombak yang terus-menerus membasahi tanah yang datar berpasir dipantai, maka si
aku ingin dikubur ditempat kelahirannya.
2.
Rasa:
Rasa (feeling),
yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Rasa yang
ada pada puisi ini adalah rasa ingin pulang ke kampung halamannya karena
disanalah ia lahir dan tumbuh dalam lingkungan yang begitu indah dan kelak ia
ingin dikuburkan di tanah lahirnya.
3. Nada:
Nada adalah sikap
penyair terhadap pembacanya. Nada yang muncul pada puisi “Permintaan” ini, Muhammad
Yamin menuangkan nada yang memunculkan perasaan rindu terhadap kampung
halamannya yang ia cintai dan keindahan alam sekitar yang ada di Sumatera
Barat.
4. Amanat:
Amanat adalah pesan
yang ingin disampaikan oleh penyair kepada pembaca. Amanat yang terdapat puisi
ini adalah agar tidak melupakan kampung halaman yang kaya akan keindahan alam
sekitar dan mengingatkan bahwa di kampung halamanlah kita lahir dan tumbuh
serta di sanalah kita hendaknya dikubur.
Daftar
Pustaka
Djoko Pradopo, Rachmat. 2008. Beberapa Teori Sastra, Metode kritik, dan
Penerapannya. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. PT Grasindo: Jakarta.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.
2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka: Jakarta.
http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2272708-pengertian-majas-dan-macam-macamnya/
, diakses pada tanggal 20 November 2012
[1] Rachmat Djoko Pradopo, Beberapa Teori Sastra, Metode kritik, dan
Penerapannya, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008). Hal. 141
[2] Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: PT
Grasindo, 2008)
[3] Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2007)
[4] http://id.shvoong.com/humanities/linguistics/2272708-pengertian-majas-dan-macam-macamnya/
, diakses pada tanggal 20 November 2012